MENGERIKAN SEKALI TEMUAN ARKEOLOGI INI

 

Huanchaco, Peru.

Ketika para peselancar sibuk menunggangi ombak di hamparan pantai dan para turis sibuk berpanas-panasan dan mengeksplor reruntuhan dari peradaban Chimú yang telah lama hilang itu, para arkeologis menemukan apa yang dipercaya sebagai situs pengorbanan anak-anak terbesar sepanjang sejarah Amerika, atau bahkan dunia.

Mayat dari 227 anak-anak yang berumur antara lima sampai empat belas tahun itu ditemukan dalam keadaan terawetkan di dalam pasir kering bersama dengan mayat-mayat hewan llama yang berumur kurang dari delapan belas bulan. Mereka meninggal lebih dari 500 tahun yang lalu, dan mereka meninggal sebagai bagian dari ritual pengorbanan yang dilakukan untuk meredakan fenomena El Nino, fenomena yang dapat menyebabkan banjir rob dan mendatangkan malapetaka bagi mereka yang memancing ikan di pinggiran pantai. Jejak-jejak seretan kaki yang ditemukan juga mengindikasikan bahwa para hewan berkaki empat tersebut dikorbankan secara paksa.

Tidak adanya 'false starts' serta ditemukannya garis luka yang konsisten dan melintang dengan tepat pada tulang dada mayat-mayat itu mengindikasikan bahwa pembunuhan ini dilakukan oleh profesional. Setelah mereka meninggal, wajah dari anak-anak tersebut dilumuri dengan pewarna merah sebelum dada mereka akhirnya dibuka, kemungkinan besar hal ini dilakukan untuk mengambil jantung mereka. Pembunuhan anak-anak dalam rangka ritual pengorbanan ini, termasuk alasan mengapa mereka terpaksa melakukan hal itu, menggambarkan betapa besar ketakutan dan tragedi yang melanda mereka kala itu.

Pada masa kejayaannya, Kerajaan Chimú merupakan kerajaan besar yang memiliki lebih dari enam ratus mil pantai yang mengelilingi teritorinya. Hanya Incalah kerajaan yang sanggup melampauinya, Kerajaan Inca pulalah yang nantinya akan menjadi penyebab kehancuran Kerajaan Chimú di tahun 1475 M.