Penduduk Indonesia dan Timur Tengah memang cenderung mengkonsumsi beras yang berbeda. Penduduk Indonesia umumnya mengkonsumsi beras putih, karena padi putih mempunyai ketahanan yang baik sehingga mampu ditanam pada beragam kondisi lahan dan kelembaban. Tentu tidak pada semua lahan dan semua wilayah, misalnya beras lain mampu ditanam di 2–3 tipe lahan, beras putih mampu ditanam pada 8–10 tipe lahan. Beras putih memiliki kandungan amilose dan pati yang cukup tinggi sehingga warnanya putih transparan dan lebih lengket.
Sedangkan nasi yang cenderung dikonsumsi di India, Pakistan, atau Jazirah Arab adalah Beras Basmati yang tampilan fisiknya lebih panjang dibandingkan beras putih. Kandungan pati dan amilasenya lebih rendah sehingga berwarna putih susu dan tidak selengket nasi dari beras putih.
Padi Basmati umumnya dapat tumbuh dengan baik di dataran tinggi Utara India dan Pakistan termasuk daerah kaki Pegunungan Himalaya. Padi Basmati tidak mempunyai ketahanan sebaik padi putih. Sehingga kebutuhan Beras Basmati biasanya dipenuhi dengan cara ekspor.
Harga Beras Basmati impor yang lebih mahal dari beras putih (bisa lebih dari 50ribu per kilogram, atau setidaknya diatas 20ribu) dan jumlahnya yang terbatas (tidak mudah menemukan pedagang Basmati layaknya beras putih) menyebabkan masyarakat Indonesia lebih memilih mengkonsumsi Beras Putih yang lebih murah (rata-rata 10ribu per kilogram).
Tapi bagi para penikmat Beras Basmati, balai pertanian telah mengembangkan beras serupa Beras Basmati yang dapat tumbuh di Indonesia
yaitu Beras Baroma, meski Beras Baroma tidak sepanjang Beras Basmati.
No comments:
Post a Comment