Wednesday, November 23, 2022

 Ratu Thailand tewas menggenaskan akibat termakan aturan kuno Kerajaannya sendiri.

Salah satu kisah kematian yang tragis adalah tentang kematian Ratu Thailand "Sunandha Kumariratana" di tanggal 31 Mei 1880.

Seorang Ratu adalah penguasa yang seharusnya dilindungi oleh rakyatnya sendiri. Seorang Ratu memiliki peran besar dalam tatanan negara dan kemudian dilindungi oleh bangsanya. Namun karena aturan yang dibuatnya sendiri, Sang Ratu harus mati di hadapan rakyatnya.

Sang Ratu merupakan seorang Putri dari Raja Mogut (Rama IV) dengan Ratu Sucharitakul (Rama V). Mereka adalah penguasa di Siam (Thailand). Sang Ratu adalah istri pertama dari tiga istri Raja Siam Chulalongkorn dari Kerajaan Thailand.

Saat kematiannya Sang Ratu sudah memiliki satu anak perempuan berusia dua tahun dan sedang mengandung anak kedua. Dan dia sendiri baru berusia 19 tahun saat tragedi itu terjadi.

31 Mei 1880 dalam perjalanannya ke Istana Musim Panas Bang Pa-In di Bangkok, Sang Ratu menaiki perahu terpisah yang dikawal oleh perahu yang lebih besar untuk membawa mereka melintasi sungai. Namun naas kapal yang ia naiki tiba-tiba saja terbalik dikarenakan terjangan arus yang kuat dan ia pun tenggelam bersama Putri kecilnya.

Anehnya tak satu pun dari rombongan Kerajaan bergegas untuk membantu mereka. Sebuah aturan ketat telah dibuat bahwa tidak ada siapapun yang boleh menyentuh seorang Ratu. Hukuman mati menanti jika ada salah satu dari mereka yang menyentuh anggota keluarga Kerajaan. Belum lagi mitos tentang penguasa sungai juga akan mengutuk orang yang mencoba menolong siapapun yang tercebur. Berlaku pada rakyat biasa maupun anggota keluarga Kerajaan.

Mereka hanya menonton dan menyaksikan kejadian itu, namun mereka tidak dapat membantu karena mereka mematuhi hukum lama dan kaku di Thailand.

Setelah kejadian tersebut Sang Raja memenjarakan Perwira yang memerintahkan untuk tidak menolong Sang Ratu.

Raja sangat berduka atas kematian Istri juga anaknya. Prosesi upacara pemakaman paling mewah untuk Sang Ratu diadakan sebagai penghormatan terakhir pada perempuan yang sangat ia cintai. Dan disebut-sebut sebagai pemakaman paling mewah dalam sejarah Kerajaan tersebut.

Di halaman belakang istana, Raja membuat monumen peringatan untuk Mendiang istrinya sebagai pengingat akan keadaan luar biasa yang mengakhiri hidup mereka terlalu cepat.

Penyesalan Sang Raja atas tragedi yang menewaskan Sang Ratu begitu besar. Dikarenakan aturan kuno Kerajaannya sendiri yang memberikan sekat dari rakyat biasa.

Meskipun begitu rakyat juga dibuat binggung karena Ia sendirilah yang meneruskan aturan tersebut tapi ia juga yang menghukum Perwira dan bawahannya yang menaati aturan tersebut.

Tragedi ini menggambarkan bagaimana sebuah keyakinan atau peraturan bisa menjadi senjata makan tuan bagi sebuah bangsa. Itulah mengapa seiring berjalannya zaman, peraturan kerap mendapat penyesuaian dan dilakukan perubahan agar memudahkan kehidupan manusia dan tidak menjadi bumerang bagi mereka.

Sang Ratu bersama Putrinya "Karnabhorn Bejraratana"

Kediaman Musim Panas Bang Pa-In

Monumen Peringatan Sang Ratu Sunandha Kumariratana

Lisensi pada Monumen peringatan meninggalnya Sang Ratu Sunandha Kumariratana

No comments:

Post a Comment

Inovasi Permainan Kasino Satuslots: Apa yang Akan Datang di Masa Depan?

  Industri perjudian kasino   satuslots   terus bergerak maju dengan cepat, didorong oleh perkembangan teknologi dan permintaan konsumen   s...