Salah satu kuliner yang menjadi legenda Islandia, tidak ada yang tahu pasti sejarah makanan ini. Konon sudah dikenal sejak jaman viking. Dulu, hiu jenis ini dianggap musuh. Dagingnya dianggap beracun karena membuat orang mabuk jika memakannya berturut-turut. Hal ini disebabkan oleh kandungan trimetilamina N-oksida (TMAO) yang terdapat dalam daging yang merupakan neurotoxin. Karena tingginya kandungan urea (senyawa yang dikandung air seni), maka dagingnya berbau pipis yang sangat menyengat. Hiu ini tidak mempunyai ginjal sehingga dia tidak bisa kencing. Caranya mengeluarkan adalah melalui keringat. Tapi hanya sedikit saja yang berhasil keluar sedangkan dalam tubuhnya masih banyak kandungan urea. Menurut para ahli, urea yang dikandungnya membantunya untuk bisa mengapung.
Daging hiu segar sangat berserat, keras, bau, dan sejujurnya sangat menjijikkan. Inilah sebabnya mengapa hiu yang baru ditangkap dipenggal, bagian-bagian yang memburuk cepat busuk dilenyapkan dengan cepat, lalu dikubur dalam lubang yang digali di pasir. Kemudian seluruh bangkai ditutup dengan batu besar yang berfungsi sebagai semacam alat pres. Dengan cara ini, cairan yang paling berbau busuk diserap ke dalam tanah untuk jangka waktu yang bervariasi dari empat hingga enam bulan. Pada tahap ini, daging hiu bisa dipotong-potong yang kemudian digantung hingga kering selama tiga atau empat bulan lagi. Proses ini dimaksudkan untuk menurunkan kadar racunnya. Setelah siap, bagian hitam dari daging dibuang, sebab hanya bagian putihnya saja yang dimakan.
Rasa daging ini mirip keju gorgonzola. Tapi bagi kebanyakan orang termasuk saya, rasanya seperti memakan kencing yang berbentuk padat.
No comments:
Post a Comment