1. Perang Saudara China
Pada 1927-1950, Tiongkok pernah dilanda perang saudara mematikan.
Perang Sipil Tiongkok itu membuat nasionalis Tiongkok dan gerakan komunis revolusioner saling bertempur ingin menjadi pemenang.
Pada akhirnya, kaum nasionalis di bawah Chiang Kai-shek dievakuasi ke Pulau Taiwan untuk melanjutkan sebagai Republik Tiongkok, sementara komunis di bawah Mao Tse-tung mendirikan Republik Rakyat China.
Akibat perang saudara ini, lebih dari delapan juta orang tewas. Sebagian besar warga sipil terbunuh karena penyakit, kelaparan, dan pembalasan yang dilakukan oleh satu pihak di daerah-daerah yang dianggap bersahabat dengan yang lain.
Fase awal perang saudara sebagian besar adalah pemberontakan oleh pasukan komunis Tiongkok melawan pemerintah nasionalis Tiongkok.
Awalnya komunis melakukan hanya bisa lolos dari kehancuran total setelah "Long March" ke tempat perlindungan di provinsi Shaanxi.
Namun setelah Perang Dunia II, ketika pasukan Soviet di Manchuria dan Korea menyerahkan senjata-senjata Jepang yang ditangkap.
Surplus senjata Soviet diserahkan ke pasukan Mao, keadaan berbalik dan nasionalis Tiongkok akhirnya dipaksa keluar dari daratan Tiongkok.
2. Perang Korea
Perang Korea umumnya dikenal di Amerika Serikat sebagai intervensi militer atas nama pemerintah Korea Selatan.
Tetapi secara luas dapat dianggap sebagai perang saudara yang secara teknis masih belum berakhir.
Pada akhir Perang Dunia II, Korea telah dipartisi menjadi dua negara yang terpisah.
Korea Selatan didukung oleh Amerika Serikat dan PBB, dan Korea Utara didukung oleh Cina dan Uni Soviet.
Tentara Rakyat Korea Utara di bawah diktator Kim Il-Sung melintasi perbatasan internasional pada tanggal 25 Juni 1950 dengan maksud untuk mempersatukan negara.
Perang itu memicu intervensi oleh pasukan Amerika, Cina dan Soviet.
Perang itu sangat mematikan, dengan beberapa juta tewas di Semenanjung Korea.
Kerugian militer dalam perang diperkirakan 70.000 oleh Republik Korea, 46.000 oleh Amerika Serikat, dan satu juta pasukan Korea Utara dan Cina tewas, 600.000 dalam aksi sementara 400.000 lainnya karena penyakit.
HistoryNet/Perang Korea
Hampir satu juta orang Korea Selatan meninggal selama perang, atau hanya di bawah lima persen dari populasi.
Korea Utara, yang mengalami pemboman udara hebat oleh pasukan sekutu, menderita sekitar 1,5 juta orang terbunuh, 10-15 persen dari keseluruhan populasi.
Persentase kerugian tersebut melebihi kerugian yang diderita oleh Uni Soviet dalam Perang Dunia II.
3. Perang Saudara Vietnam (Perang Vietnam, Perang Indocina ke-2)
Pemisahan Vietnam tahun 1954 menjadi dua negara membuat upaya penyatuan kembali tak terhindarkan, terutama ketika satu pihak dijalankan oleh pemimpin pasukan gerilya yang sukses.
Kombinasi dari seorang pemimpin Vietnam Utara oleh Ho Chi Minh, orang yang telah memaksa Prancis keluar dari negaranya, dan penduduk Vietnam Selatan yang gelisah yang dipimpin oleh pemerintah yang korup membuat kondisi yang matang untuk perang saudara.
Hingga 1968 perang itu dilancarkan oleh Vietnam Selatan, Amerika Serikat dan sekutu lainnya melawan gerilyawan Viet Cong dan pasukan reguler Vietnam Utara.
Serangkaian operasi penyerangan pada masa Perang Vietnam yang disebut Serangan Tet pada Januari 1968 menghabiskan Viet Cong sebagai kekuatan militer, dan Vietnam Utara terus berperang hingga kemenangan pada 1975.
Korban tewas mencapai 1,5 juta di semua pihak, 300.000 personel Vietnam Selatan, dan hingga 1.1 juta personel Vietnam Utara.
Selain itu, 58.307 orang Amerika, 5.099 orang Vietnam Selatan, dan 1.000 personil militer Tiongkok terbunuh.
Namun jika korban di Kamboja dan Laos (negara yang juga terkena dampak) dihitung, maka jumlah korban tewas mencapai 2,5 juta warga sipil.
No comments:
Post a Comment