"Non, bangun.."
"Non Sella?"
Goyangan ringan di bahunya membuat si pemilik ruangan memijat pelipisnya yang terasa sakit.
"Tuan Raka dan semuanya sudah menunggu nona di bawah."
Suara lembut yang terdengar samar itu membuat Sella membuka matanya secara perlahan. Sella memaksa dirinya untuk bangun dan rasa sakit di pangkal pahanya otomatis membuatnya merintih.
"Aahh..." Sella merapatkan kedua kakinya sambil menekan area miss-v-nya dengan kuat untuk meredakan rasa sakit yang semalam telah dimasuki oleh kakaknya.
"Kak Romeo?" Sella melihat ke samping ranjang, dan tidak menemukan satu orangpun di sampingnya kecuali bik Mira.
"Den Romeo ada di bawah non. Tuan sama nyonya juga sudah dibawah nungguin nona bangun buat sarapan." Ucap bik Mira sambil membuka lemari pakaian milik Sella.
Sella menganggukkan kepalanya dan segera turun dari atas tempat tidur. Jalannya sedikit tertatih karena rasa sakit di pangkal paha.
Ternyata seks begitu menyakitkan.
Sella ingat saat Kakaknya memaksa kejantanannya masuk ke dalam lubang kemaluannya yang masih perawan. Perpaduan antara rasa sakit, perih, dan... menimbulkan sensasi nikmat yang aneh.
"Kaki nona sakit?" Tanya bik Mira seraya meraih lengan Sella, berniat membantunya berjalan menuju ke kamar mandi.
"Nggak kok bik." Sella mengelak dan berusaha menampilkan senyum kecil di wajahnya yang lembut, "Sella mau mandi dulu."
"Kalau nona butuh sesuatu, nanti bibi bantu."
"Iya, bik." Sella menganggukkan kepalanya seraya berjalan masuk ke dalam kamar mandi. Tidak ingin membuat keluarga angkatnya menunggunya lama, Sella segera menanggalkan seluruh gaun tidurnya.
Sella terkejut melihat begitu banyaknya bekas ciuman di sepanjang leher dan dadanya, terutama di bagian payudaranya yang nampak memar kemerahan.
Sella menggosoknya dengan air hangat dan sabun mandinya, namun hasilnya masih sama. Bekas ciuman itu tidak juga menghilang hingga Sella menyelesaikan mandinya sepuluh menit kemudian.
Saat Sella mencoba meraih handuk yang berada di dalam rak lemari, tiba-tiba pintu kamar mandinya terbuka dan sosok jangkung yang semalam mengambil kesuciannya berdiri dengan ekspresi datar.
Romeo berdiri dengan pakaian santai. Kemeja polos warna putih dengan celana jeans warna serupa.
"Kak... kak Romeo..?!" Sella terkejut dan berusaha menutupi tubuhnya yang telanjang. Namun Romeo kembali melakukan hal yang tidak pantas dengan sengaja melecehkannya.
"Jangan berteriak, Sella." Perintah Romeo.
Romeo kemudian memaksa Sella untuk berdiri menghadap kaca, membelakanginya.
"Ka.. kak Romeo mau apa?" Tanya Sella sambil meremas pinggiran wastafel. Ditatapnya wajah tampan Kakaknya dari depan cermin.
"Hari ini ayah ingin mengajak kita berlibur ke villa." Romeo berbisik sambil menciumi leher Sella. Diraihnya pinggang mungilnya, sementara tangannya yang lain sibuk menangkup dan meremas payudaranya yang cukup besar.
"Aahhh.. kak.... pelan.. pelan... sakit...." Sella meremas pinggiran wastafelnya dengan kencang. Bibirnya bergetar menahan diri untuk tidak mendesah dan berteriak.
"Apa masih sakit?" Tangan Romeo yang berada di pinggang Sella perlahan mulai beralih turun ke pangkal pahanya, menggesek bibir kewanitaannya yang semalam telah berhasil ia jebol.
"Sakit.... kak! Jangan... aahhh!" Sella menjerit saat Romeo semakin kasar meremas payudaranya. Belum lagi dengan miss-v-nya yang tiada henti dimainkan oleh kakaknya
Sella tidak kuat lagi!
Dengan sisa-sisa kekuatannya, Sella memutar tubuhnya agar berdiri berhadapan dengan Romeo. Lalu ditatap iris matanya yang tajam dengan sayu.
"Kak... Sella nggak kuat... payudara Sella sakit... vagi-.. ehm.. itu-nya Sella juga masih sakit.." Sella berkata sungguh-sungguh kepada Romeo.
Romeo mengusap pipi Sella. Diciumnya sudut mata adiknya yang berkaca-kaca, "Tidak sakit, Sella. Lubangmu hanya belum terbiasa dengan ukuran penis-ku. Sebentar lagi, kamu juga akan terbiasa dan dengan pasti akan memintaku untuk memasukimu lagi dan lagi."
Ucapan vulgar Romeo diakhiri dengan mencium bibir Sella. Memeluk tubuhnya yang telanjang sambil meremas bongkahan padat pantatnya yang kenyal dan lembut.
"Di villa nanti, jangan harap untuk bisa tidur nyenyak, Sella. Akan kubuat kamu terjaga dan mendesah tiada henti."
Janji Romeo diikuti oleh janji lainnya yang menakutkan untuk Sella.
Bersambung.
No comments:
Post a Comment