Thursday, March 9, 2023

Romeo & Sella (7)


 

"Sella kok dari tadi diem aja? Mau makan roti isi buatan mama?"

Sentuhan lembut di bahu Sella membuat lamunannya terhenti.

Sella menoleh dan melihat senyum menawan ibu angkatnya terarah langsung kepadanya.

"Kok diem lagi? Mau mama suapin?" Tanya Ana sambil mencubit hidung Sella, yang otomatis membuat Sella ikut tersenyum.

"Sella mau!" Sella berseru ceria.

"Papa juga mau disuapin dong." Raka yang berada di jok depan menoleh ke belakang, menatap istri tercintanya yang sibuk menyuapi Sella.

"Ih, papa. Udah besar masih mau disuapin." Ana menggerutu, namun dengan senang hati memberikan suapan cukup besar kepada Raka.

Melihat keromantisan orang tua angkatnya seketika membuat Sella iri. Lewat iris matanya yang indah, ditatapnya wajah berseri-seri keduanya hingga tanpa sengaja matanya bertemu langsung dengan mata milik kakaknya di kaca spion.

Romeo menatapnya dengan tatapan mata menusuk dingin dan membuat Sella kembali dilanda rasa takut.


Sella yang belum sepenuhnya berhasil menelan roti isinya tiba-tiba tersedak.

"Uhuk! Uhuk!" Sella batuk keras hingga matanya berlinang, merasakan sisa kecil rotinya tersangkut di tenggorokan.

"Minum, sayang." Ana menyodorkan sebotol air mineral kepada Sella dengan khawatir.


Sella mengambil botol itu dan meminumnya hingga tak lagi tersisa.

"Lain kali kalau makan hati-hati, sayang." Ana menghapus air mata Sella.

"Ma-maaf, mah.." Sella meminta maaf, dan hal itu membuat Ana merasa iba kepadanya.

"Jangan minta maaf, sayang."

Saat Sella mencoba meluruskan punggungnya, sekali lagi matanya bertemu dengan mata kakaknya.

Sella buru-buru membuang wajahnya keluar jendela.

Sella merasa gerak-geriknya dibatasi, dan itu semakin sulit saat ibunya meminta Romeo menepikan mobilnya di salah satu minimarket yang buka 24 jam.

"Rom, berhenti di Alfamart ya. Mama mau beli cemilan sama peralatan mandi dulu buat papamu." Ana menepuk bahu Romeo.

"Hm." Permintaan Ana hanya dibalas dengan gumaman santai Romeo.

Saat mobilnya berhenti di pinggiran rest area, Ana keluar diikuti oleh Raka di belakangnya. Sella yang tidak ingin berduaan saja dengan kakaknya, hendak keluar, namun dicegah oleh Romeo yang dengan segera mengaktifkan kunci pintu.

Sella mencoba membukanya dengan paksa, namun hasilnya nihil.

Kedua orang tuanya telah berjalan semakin jauh menuju minimarket tanpa meninggalkan rasa curiga sedikitpun.

"Duduk di sampingku, Sella." Romeo yang sejak tadi diam, kini mengeluarkan suara.

"Tapi itu tempat duduk papa..."

"Aku bilang, duduk di sampingku. Sekarang." Romeo meninggikan suaranya, namun ekspresinya masih sedatar biasanya.

"Tapi, pintunya dibuka dulu.."

"Lewat sini." Romeo menunjuk celah kecil di antara jok kemudi dengan jok samping.


Sella menuruti keinginan Romeo, dan merasa sulit saat pakaian yang ia kenakan tidak bebas untuk ia gunakan melangkah, "Kak.. Sella nggak bisa.."

Romeo selalu memintanya memakai rok atau dress terusan dan ia merasa tersiksa ketika hal itu digunakan sebagai modus agar kakaknya lebih mudah untuk menyentuh.

"Aaahh!" Sella terkejut saat tangan kanannya tiba-tiba ditarik oleh Romeo. Tubuhnya limbung dan jatuh dengan mudah di pangkuan kakak angkatnya.

"Kak.. udah.. nanti ketahuan papa..." Lirih Sella dengan bibir bergetar, gugup.

Sella menelan ludahnya saat punggungnya dipeluk mesra oleh kakaknya hingga kedua kakinya mengangkang lebih lebar di atas pangkuannya.

"Kak.. udah...aaahhh.." Sella mengigit bibir bawahnya menerima ciuman dan gigitan kecil di lehernya yang mulus.

Romeo mengabaikan permintaan Sella dengan bermain lebih dalam ke bukit kembarnya yang sekal.

"Kak, jangan...!" Sella menjerit saat tangan Romeo masuk melewati blouse-nya dan melepas kaitan bra yang menyangga payudaranya.

"Ahhh ahh... udahh.... kak......" Sella tidak kuat untuk tidak merintih saat Romeo mencium dan mengulum payudaranya dengan keras. Sementara payudaranya yang lain diremas-remas kuat.

"Relax and take it, Sella." Romeo benar-benar bernafsu untuk melakukan-nya dengan Sella pada saat ini juga kalau saja orang tuanya tidak sedang bersama dengan mereka.


"Aahh sakit ... jangan keras-keras kak.. " Sella mengerang karena putingnya digigit dan dihisap oleh Romeo.

Dari kejauhan, Romeo melihat kedua orang tuanya telah keluar dari minimarket dan berjalan semakin dekat menuju ke mobilnya.

"Rapikan pakaianmu dan duduk seperti biasa." Romeo segera membantu Sella untuk duduk di sampingnya. Merapikan rambut panjangnya yang kusut, dan menghapus keringat di kening adiknya yang mengalir deras.

Romeo menarik dagu Sella, "Jangan mengatakan apapun yang bisa membuat mereka curiga. Mengerti?"


Sella yang masih mengatur nafasnya hanya diam. Sementara Romeo yang melihat hal itu tidak lagi sabar dengan keterdiaman Sella, "Jawab aku, bodoh!"


Sella tersentak karena bentakan kasar Romeo, "I-iya.."

Bersamaan dengan itu, Raka membuka pintu. Raka terkejut melihat Sella telah duduk di bangkunya, "Sella, kenapa kamu duduk di sini?"

"Sella mau duduk di depan, Pah." Romeo menjawabnya dengan tenang sambil mengusap puncak kepala Sella.

"Oh." Raka ikut mengusap puncak kepala Sella yang tertunduk dan segera mengambil duduk di belakang meninggalkan Sella yang diam-diam menangis.


Sella tidak kuat jika diperlakukan seperti itu setiap hari.

Sella memiliki tiga pilihan...

Pertama... Mengadu kepada orangtua angkatnya. Tapi, jika mengadu, apa mereka akan percaya kepada-nya...?


Kedua... Pergi dari rumah. Tapi, jika Sella pergi, Sella harus pergi kemana? Usianya baru 17 tahun... Sella tidak punya uang apalagi pekerjaan dan tempat tinggal.


Sella mengusap matanya yang berair. Diliriknya wajah tampan bak malaikat pencabut nyawa milik kakak angkatnya yang terlihat tenang.


Atau... Ketiga... Sella diam dan menerima segala pelecehan seksual kakak angkatnya terhadapnya?


Mana yang harus Sella pilih?


Sella berpikir keras dan lagi-lagi tanpa sengaja mata mereka kembali bertemu, dan Sella terkejut saat kakak angkatnya membuka rak kecil pada mobilnya, lalu mengambil sesuatu dari dalam sana.

"Coklat." Romeo menyerahkan sebatang coklat kepada Sella.


Coklat dengan taburan kacang almond?!

Itu adalah makanan favorit Sella.

"Coklat almond..?"


Dulu sekali.... Romeo selalu membelikannya satu bungkus coklat almond jika Sella tidak bisa berhenti menangis.

No comments:

Post a Comment

Inovasi Permainan Kasino Satuslots: Apa yang Akan Datang di Masa Depan?

  Industri perjudian kasino   satuslots   terus bergerak maju dengan cepat, didorong oleh perkembangan teknologi dan permintaan konsumen   s...