Monday, November 28, 2022

APAKAH YANG AKAN TERJADI BILA METEOR TIDAK MENGHANTAM BUMI

 Sebenarnya, jawaban dari pertanyaan ini kurang lebih satu tipe dengan pertanyaan, "Jika Wright bersaudara tidak menemukan pesawat terbang, apa yang akan terjadi pada masa sekarang?"

Ada dua versi jawaban. Jawaban pertama adalah yang menyatakan bahwa untuk seterusnya, pesawat tidak pernah ada. Jawaban kedua adalah yang menyatakan bahwa akan ada orang lain yang menemukan pesawat, cepat atau lambat.

Dua-duanya mungkin terjadi, tapi bisa dibilang jawaban kedua lebih mungkin terjadi.

Hal yang sama berlaku untuk pertanyaan ini.

Pada 66 juta tahun silam, batu antariksa selebar sebuah kecamatan menghantam Teluk Meksiko dengan kecepatan 20 kali lipat kecepatan peluru dan melepaskan energi delapan miliar kali lipat kekuatan bom nuklir terbesar yang pernah diuji coba manusia.

Penelitian tahun 2011 mengungkap bahwa kerak Bumi di bagian seberang titik tumbukan meteorit (titik antipode, yang terletak di sekitar Australia) terangkat antara 4 sampai 10 meter.

Tumbukan meteorit tersebut melepaskan ejekta ke seluruh dunia yang terbakar di atmosfer dan membuat suhu udara jadi mirip oven industri. Abu dan debu hasil tumbukan menutupi sinar matahari dan membuat tumbuhan tidak dapat berfotosintesis—otomatis menghancurkan jejaring makanan. Getaran dan tekanan dari tumbukan itu sendiri memicu gempa, megatsunami, dan aktivitas vulkanik yang ekstrem. Hasilnya adalah kepunahan tiga perempat dari seluruh spesies yang ada di Bumi saat itu, termasuk dinosaurus non-avian, pterosaurus, berbagai reptil laut dan invertebrata, serta berbagai spesies tumbuhan berbiji terbuka.

Peristiwa ini kita kenal sebagai Kepunahan Massal K-Pg (Kretaseus-Paleogen) dan merupakan contoh kepunahan massal paling terkenal dari lima kepunahan massal prasejarah.

Banyak yang mengasumsikan bahwa jika meteorit tidak menghantam Bumi 66 juta tahun lalu, dinosaurus non-avian masih akan terus berjaya, mamalia akan tetap menjadi vertebrata kelas dua, dan akhirnya manusia tidak akan pernah muncul.

Itu ada benarnya, karena dinosaurus telah begitu sukses beradiasi dan mengisi berbagai relung di seluruh dunia sejak 230-an juta tahun silam. Di Era Mesozoikum, dinosaurus literally ada di mana-mana bagaikan gerai es krim berlogo manusia salju dan minimarket berlis biru dan merah.

Kita jelas telah mengetahui dinosaurus-dinosaurus yang mengisi posisi apex predator:

Megaherbivora:

Raksasa yang menspesialisasikan diri berburu sushi:

Pemakan serangga:

Pemakan bangkai:

Dan masih banyak lagi. Perlu dicatat bahwa hanya sebagian kecil fosil dinosaurus yang sudah kita temukan, jadi pasti masih banyak relung yang mereka mainkan yang belum kita tahu (bahkan relung Spinosaurus sebagai raksasa pemakan ikan baru jelas kita ketahui antara tahun 2015 hingga 2022 ini, meski dinosaurusnya sendiri sudah kita identifikasi sejak tahun 1915).

Kepunahan dinosaurus membuat relung-relung ekologis banyak yang kosong, dan mamalia dapat bergerak cepat mengisi posisi yang kosong ini sehingga banyak posisi di atas akhirnya digantikan oleh mamalia hingga kini.

Jadi, apakah dengan tidak adanya Kepunahan Massal K-Pg akan membuat dinosaurus tetap berjaya hingga 66 juta tahun setelahnya?

Bisa iya. Bisa juga tidak.

Jika iya, maka dinosaurus akan terus berdiversifikasi dan berevolusi. Di akhir Periode Kapur, kelompok-kelompok dinosaurus yang dominan adalah pemakan daging besar Tyrannosauridae dan Abelisauridae, dinosaurus serupa burung lainnya dari kelompok Maniraptora, dinosaurus bertanduk Ceratopsida, dinosaurus berparuh bebek Hadrosauria, dinosaurus lapis baja Ankylosauria, dan dinosaurus kepala kubah Pachycephalosauria.

Ada beberapa kelompok dinosaurus di era sebelumnya yang mungkin masih bisa bertahan, seperti dinosaurus leher panjang Sauropoda. Merupakan skenario hipotesis yang menarik seandainya kecerdasan dinosaurus terus berkembang dan tekanan seleksi mengantarkan mereka menuju bentuk yang semakin antropomorfik.

Pada 1981, ada model antropomorfik yang dibuat dari dinosaurus Dromaeosauridae seperti Troodon. Model ini dikritisi karena dianggap terlalu mirip manusia. Terlepas dari rekonstruksi yang sudah outdated, mungkin kurang lebih inilah jadinya jika dinosaurus sampai mengembangkan kecerdasan yang lebih tinggi dibanding kebanyakan primata modern.

Jika kita menarik hipotesis ini sampai ke taraf ekstrem, akan ada suatu spesies dari kelompok dinosaurus (khususnya Maniraptora) yang membuat bangunan, mempelajari paleontologi, dan memelihara dinosaurus dari kelompok lain, sebagaimana manusia menggali fosil kucing gigi pedang dan memelihara kelinci (yang mana manusia, kucing gigi pedang, dan kelinci masih termasuk dalam superordo Preptotheria).

Tapi, bisa juga tidak.

Sebagaimana pesawat niscaya akan ditemukan orang lain bila Wright Bersaudara tidak pernah terpikir untuk membuatnya, niscaya akan ada peristiwa lain yang membuat dinosaurus musnah (entah sebagian atau seluruh kelompoknya) dan akan ada kelompok hewan lain yang menggantikan posisinya.

Kepunahan massal merupakan hal yang biasa terjadi dalam sejarah kehidupan. Faktanya, kepunahan massal sudah terjadi empat kali sebelum 66 juta tahun lalu, di mana dinosaurus sendiri diuntungkan saat kepunahan massal kelima (Trias-Jura) yang menyingkirkan kelompok-kelompok reptil lain selain dinosaurus sehingga dinosaurus itu sendiri mampu merajai daratan.

Ilustrasi keanekaragaman hewan di Akhir Periode Trias. Di gambar ini, lebih banyak reptil yang bukan merupakan dinosaurus dibanding yang dinosaurus.

Di antara 66 juta tahun silam hingga sekarang, masih ada kemungkinan kepunahan massal lain akan terjadi, entah karena vulkanisme ekstrem, pendinginan global, atau bahkan tumbukan meteorit yang lain.

Jika kepunahan massal tersebut memusnahkan sebagian besar anggota kelompok dinosaurus sebagaimana kepunahan K-Pg, dan mamalia beradiasi setelah itu, masih ada peluang primata akan berevolusi dan akhirnya berdiversifikasi hingga menghasilkan spesies cerdas seperti manusia. Masalahnya mungkin hanya kapan.

Jadi, jika meteorit penyebab kepunahan massal 66 juta tahun lalu tidak jatuh, apa yang terjadi? Semua tergantung pada apa yang terjadi setelah itu, dan kondisi kelompok dinosaurus setelah itu. Apakah dinosaurus tetap eksis sebagai kelompok vertebrata darat dominan hingga kini? Mungkin. Apakah dinosaurus tetap dipunahkan sebagian atau seluruhnya oleh kepunahan massal lain? Itu juga mungkin.

No comments:

Post a Comment

Inovasi Permainan Kasino Satuslots: Apa yang Akan Datang di Masa Depan?

  Industri perjudian kasino   satuslots   terus bergerak maju dengan cepat, didorong oleh perkembangan teknologi dan permintaan konsumen   s...