Pertama-tama, secara empirik Jepang sendiri tidak punya sejarah kuat untuk menghormati Konvensi Jenewa, meski mereka sendiri sebetulnya belum meratifikasi Konvensi Jenewa 1929, tapi Militer Jepang dalam perang terbukti banyak melanggar kode etiknya sendiri.
Berikutnya, AS sudah memberikan ultimatum berkali-kali agar Jepang menyerah. Ultimatum ini selalu tidak dihiraukan.
Di pertengahan Juli 1945, Presiden Harry S. Truman menerima kabar kalau tes bom atomik sukses, dan bom atom siap digunakan dalam perang. Berdasarkan keputusan Komite Target Proyek Manhattan
sudah mendeduksi kemungkinan target pengeboman menjadi 4 saja:- Kokura, dipilih karena disini terletak pabrik pesawat tempur, misil, dan alat-alat militer lain terbesar di Jepang.
- Yokohama, dipilih karena disini terletak kilang-kilang minyak dan juga industri militer. Selain itu, Yokohama adalah daerah urban.
- Hiroshima, dipilih karena merupakan Markas Besar Tentara Kedua AD Jepang. Tentara Kedua bertanggung jawab atas pertahanan wilayah selatan Jepang, yang akan dihadapi AS kalau-kalau mereka harus menginvasi daratan Jepang.
- Kyoto, dipilih karena murni daerah urban dengan populasi lebih dari 1.000.000, dan merupakan pusat intelektual serta kebudayaan Jepang, karena Kyoto lama dipakai sebagai ibukota Jepang, sebelum pindah ke Tokyo.
Kyoto dicoret karena tentu akan menghancurkan banyak warisan budaya Jepang. Sebagai pengganti, dipilih Nagasaki karena di sana ada pelabuhan yang penting. Sementara Yokohama yang terlalu urban digantikan dengan Nilgata, yang karakteristiknya kurang lebih sama dengan Nagasaki.
Hiroshima dipilih sebagai target utama, kalau-kalau Jepang masih menolak menyerah dan tetap memilih untuk melawan AS.
Benar saja, saat 6 Agustus 1945 Hiroshima luluh lantak karena bom atom, Jepang masih belum menyerah. Pada 9 Agustus 1945, Kokura hendak di bom, namun langit Kokura dipenuhi oleh awan. Alih-alih mengebom Kokura, AS akhirnya mengebom Nagasaki.
Kalau ditanya mengapa tidak dianggap kejahatan perang, ada beberapa alasan:
- AS menyerang Hiroshima sebagai target utama. Hiroshima adalah kota militer, mungkin mirip Malang bagian utara yang banyak instalasi militer. Instalasi militer yang diserang sebagai target utama. Korban yang berjatuhan? Ya sebetulnya bisa dipersalahkan ke negara yang dibom, karena seharusnya proximity antara wilayah sipil dan markas militer tidak begitu dekat. AS sendiri melakukan ini dengan menempatkan banyak benteng-benteng militernya di luar area urban.
- AS juga mencoret pengeboman daerah urban. Kyoto dan Yokohama diampuni.
- AS juga rajin mengirimkan pamflet ke wilayah daratan Jepang yang memperingatkan kalau kota-kota mereka bisa jadi target pengeboman. Artinya sudah ada ultimatum. Sama seperti Inggris ketika mengultimatum Surabaya.
- Korban yang berjatuhan ini memang besar, namun selisihnya dengan pengeboman strategis lain tidak begitu signifikan Total ada sekitar 150 ribu jiwa melayang. Di pengeboman Tokyo sendiri ada 200 ribu jiwa melayang.
- Jumlah korban sangat kecil, hanyalah fraksi kecil kalau dibandingkan dengan kejahatan perang Jepang yang korbannya mencapai setidaknya sebanyak 3 juta jiwa, dan bisa sampai 14 juta jiwa. Lebih lanjut, Jepang juga tidak mengirim pamflet sebelum membantai orang-orang Nanking.
Lalu selain fakta-fakta di atas, ada ungkapan yang terkenal pula.
Secara moral, saya membenarkan kok pengeboman Hiroshima dan Nagasaki.
Kok gitu?
Sekarang kita bahas sedikit sebuah pulau kecil bernama Okinawa
. Di PD II, Okinawa adalah pulau penting yang menyangga pertahanan Jepang. Total, ada 300.000 jiwa penduduk Okinawa.Di bulan April, Sekutu mulai mendarat di Okinawa dan terjadilah Pertempuran Okinawa
. Sekutu diperkuat dengan berbagai kapal perang dan total 800.000 pasukan Marinir dan Infanteri. Sementara Jepang hanya diperkuat dengan 80.000 pasukan ditambah 40.000 pasukan wajib militer Okinawa yang minim pelatihan.Di akhir pertempuran, lebih dari 50% populasi Okinawa mati, atau hilang. Ini disebabkan oleh campuran berbagai faktor: menolaknya Jepang untuk menyerah, budaya bushido, dan propaganda Jepang kalau AS adalah bangsa licik nan jahat yang akan menyiksa mereka kalau mereka sampai ditangkap. Orang Okinawa banyak yang meninggal akibat ditertibkan oleh Jepang, terbunuh dalam pertempuran dan pengeboman, dijadikan perisai manusia, atau bunuh diri.
Justru AS akan melakukan kejahatan perang kalau sampai mereka masih berani-berani mengambil jalan sulit dengan menginvasi Jepang.
Total penduduk Jepang saat itu adalah 127 juta jiwa. Kebanyakan terkonsentrasi di daerah tengah dan selatan. Peperangan selain akan meluluhlantakkan Jepang, menghapus warisan budaya Jepang, dan justru berpotensi menghilangkan lebih banyak nyawa.
Total ada 250.000 jiwa meninggal dunia dalam Pertempuran Okinawa. Pertempuran Hiroshima sepertinya akan memakan korban lebih banyak. Di akhir perang, Jepang memobilisasi darurat seluruh Jepang hingga terkumpul sebanyak 6,5 juta pasukan. Di sisi lain, personil militer AS sudah lebih dari 10 juta pasukan. Pertempuran akan sama berdarahnya seperti Front Timur di Eropa, dan AS saya prediksi juga akan kehilangan banyak pasukan karena pola perilaku kejam Jepang terhadap musuh.
No comments:
Post a Comment