Tantra Bhairawa adalah sekte rahasia dari sinkretisme antara agama Budha aliran Mahayana dengan agama Hindu aliran Çiwa. Sekte ini muncul kurang lebih pada abad ke-6 M di Benggala sebelah timur. Dari sini kemudian tersebar ke utara melalui Tibet, Mongolia, masuk ke Cina dan Jepang. Sementara itu cabang yang lain tersebar ke arah timur memasuki daerah Asia Tenggara, termasuk Indonesia.
Pengikut sekte Bhairawa Tantra berusaha mencapai kebebasan dan pencerahan (moksa) dengan cara yang sesingkat-singkatnya. Ciri-ciri mereka adalah anti asketisme dan anti berpikir. Menurut mereka, pencerahan bisa diraih melalui sebuah kejenuhan total terhadap kenikmatan duniawi. Tujuan secara penuh memanjakan kenikmatan hidup dengan tanpa mengenal kekangan moral ini puncaknya adalah untuk melenyapkan segala hasrat terhadap semua kenikmatan itu. Dengan memenuhi segala hasratnya, seorang pengikut sekte ini akhirnya tidak merasakan apa pun selain rasa jijik terhadap kenikmatan tersebut.
Oleh karena itu, pengikut sekte ini justru melakukan ritual-ritual tertentu yang bagi selain mereka dianggap sebagai larangan. Hal ini sebagai usaha agar manusia bisa secepatnya meniadakan dirinya sendiri dan mempersatukan dirinya dengan Dewanya yang tertinggi. Ritual mereka bersifat rahasia dan sangat mengerikan, yaitu menjalankan Pancamakarapuja ataumalima (lima Ma) dengan sebaik-baiknya dan sebanyak-banyaknya. Lima Ma tersebut adalah matsya (ikan), mamsa (daging), madya (minuman), madra (tarian hingga mencapai ekstase), dan maithuna (upacara seksual).
Praktek malima adalah menyembelih perawan sebagai persembahan kepada dewa, kemudian meminum darahnya bersama, tertawa-tawa, dan menari-nari dengan diiringi oleh bunyi-bunyian dari tulang-tulang manusia yang dipukul-pukul hingga menimbulkan suara gaduh. Ritual dilanjutkan dengan makan dan minum bersama. Setelah itu dalam acara yang dilakukan di lapangan yang disebut ksetra, para peserta ritual melakukan persetubuhan massal, yang kemudian diikuti dengan semedi.
Tantra Bhairawa merupakan bagian dari peradaban Jawa kuno. Banyak raja mengikuti sekte ini.
Pancha Tattva bersifat amat esensial dalam memuja Sakti. Pancha
Tattva terdiri dari anggur (Madya), daging (Mamsa), ikan (Matsya), biji-bijian yang
telah dipanggang (Mudra) dan hubungan seksual (Maithuna). Karena mereka
diawali dengan huruf M, maka mereka seringkali secara vulgar disebut: Pancha-ma-kara
atau Lima M.
Pancha Tattva mewakili minum, makan dan pertumbuhan. Pancha Tattva,
persembahyangan dengan menggunakan lima elemen guna menghapuskan dosa-
dosa besar, Maha-pataka-nasanam.
Pancha Tattva tidak selalu menyandang arti literal/harfiah-nya.
Maknanya berbeda sejalan dengan sifat Sadhana, sesuai dengan sifat-sifat
Tamasik (Pasu), Rajasik (Vira) atau Sattvik (Divya).
Madya, atau yang sering diterjemahkan sebagai anggur, bisa jadi
minuman beralkohol – anggur; atau ia bisa juga berupa air kelapa yang sama-
sama mewakili makna kemabukan/tergila-gila pada Tuhan atau mabuk pada
pengetahuan Brahman. Anggur adalah sebuah simbol untuk mengingatkan pada Yang
Maha Tinggi, Kebahagiaan Abadi menurut ajaran Yoga, atau Atmajñana.
No comments:
Post a Comment