Saturday, December 3, 2022

TAKTIK BRUTAL DALAM PERANG VIETNAM-KAMBOJA

 Taktik membunuh yang dilakukan rezim Maois dari Khmer Merah saat melawan Vietnam di perang Vietnam-Kamboja adalah salah satu dari taktik militer paling brutal di dalam sejarah. Singkatnya, taktik ini dapat digambarkan dengan jelas hanya dalam tiga kata:

"Satu Bunuh Tiga puluh"

Taktik militer yang kejam ini dicetuskan langsung oleh Pol Pot, Pemimpin tertinggi faksi Khmer Merah sekaligus pemuja "Paham Mao Zedong" atau dikenal dengan sebutan Maois Cina.

Dengan sebuah pidato yang disampaikan melalui Radio Phnom Penh pada tanggal 15 Mei 1978, dia merangkum taktik militer ini dengan kata-kata penuh makna seperti ini:

"Dalam hal jumlah, satu orang harus membunuh 30 orang Vietnam…dan 1,000,000 orang Kamboja setara dengan 30,000,000 orang Vietnam…kita hanya butuh 2,000,000 pasukan untuk menghancurkan 50,000,000 orang Vietnam, dan kita masih menyisakan 6,000,000 orang Kamboja."

Mr. Saloth Sar atau "Kamerad Pol Pot", Pemimpin tertinggi Rezim Khmer Merah

Apa yang Pol Pot katakan? "Satu orang harus membunuh 30 orang Vietnam." Bahkan, berdasarkan perhitungannya, taktik ini adalah taktik yang sempurna untuk "menghabisi 50,000,000 orang Vietnam", dengan mengorbankan nyawa 2,000,000 orang Kamboja juga.

Pidato yang dikenal sebagai "Pidato bersejarah" ini direkam secara utuh dan telah menjadi bukti nyata bagi Dewan Luar Biasa Pengadilan Kamboja untuk menyelidiki lebih jauh tentang kejahatan perang dan pembantaian yang dilakukan oleh Khmer Merah.

Bagaimana rezim Khmer Merah dapat menerapkan taktik militer yang brutal semacam ini hingga menjadi kenyataan? Berterima kasihlah pada dukungan militer yang kuat dari Republik Tiongkok, mereka benar-benar melakukan "Pekerjaan yang luar biasa"!

Nyonya Duong Thi Nien sedang berdiri di depan desanya yang luluh-lantak di Provinsi Tay Ninh.

Mari kita lihat kasus di Desa Tan Thanh di Provinsi Tay Ninh, Vietnam. Desa yang terletak di perbatasan Vietnam-Kamboja ini tiba-tiba diserang oleh pasukan Khmer Merah pada tanggal 25 September 1977.

Hanya dalam beberapa jam, desa ini dibumi-hanguskan, bersama dengan sebagian penduduknya! Sekarang, sebuah monumen peringatan telah dibangun di dalam desa ini, dengan pernyataan orang Vietnam sebagai berikut:

"Penyerangan yang sangat sadis, pasukan Khmer Merah memenggal, merobek perut penduduk desa, mencabut hati mereka, melempar anak-anak ke dalam api, mengubur hidup-hidup, membantai banyak keluarga dan tempat perlindungan termasuk 16, 17 tempat dihancurkan. 592 penduduk desa kehilangan nyawa mereka. Disini, di belakang Sekolah Dasar Tan Thanh, 11 orang guru telah dibunuh."

Kuburan para korban Khmer Merah di desa Tan Thanh, komunitas Tan Lap, Kabupaten Tan Bien, Provinsi Tay Ninh, Vietnam

Para wartawan internasional meliput desa Tan Thanh yang hancur

Sayangnya, desa Tan Thanh bukanlah satu-satunya desa yang menjadi contoh dari kejahatan perang Khmer merah. Banyak desa-desa Vietnam yang dihancurkan dan dijarah oleh pasukan Khmer Merah, sedangkan para penduduknya dihabisi hingga tak bersisa.

Sebuah desa yang hancur di Provinsi An Giang, Vietnam, April 1977

Selama kurun waktu empat tahun saja (1975–1979), sepuluh ribu nyawa rakyat Vietnam telah hilang karena keganasan para algojo Pol Pot.

Berdasarkan laporan Luu Van Loi, seorang diplomat Vietnam, perang di perbatasan yang digaungkan oleh Pol Pot dan pasukannya telah menghabiskan sekitar "79,860 korban jiwa, atau 74% dari korban jiwa yang gugur dalam pemberontakan melawan Perancis."

(Luu Van Loi, "50 Years of Vietnamese Diplomacy (1945–1995)", hal.376, The Gioi Publishers, Hanoi, 2006)

Para wartawan asing yang berada di lokasi Pembantaian Ba Chuc, Provinsi An Giang, 1978

Pada tanggal 18 April 1978, keganasan Khmer Merah mencapai puncaknya dengan membunuh 3,157 orang Vietnam di Komunitas Ba Chuc, Provinsi An Giang, menggunakan teknik membunuh yang persis seperti yang mereka lakukan di Pembantaian Tan Thanh beberapa bulan sebelumnya. Mr. Nguyen Van Kinh, seorang saksi mata dari Pembantaian Ba Chuc, menggambarkan kejahatan yang dilakukan oleh pasukan Khmer Merah sebagai berikut (3):

"Istriku dan keempat anakku, juga enam cucuku dibunuh. Sebelum dibunuh, mereka melucuti semua perhiasan dan barang berharga. Lalu, menggerakan seluruh kelompok untuk menembak dan membunuh penduduk desa. Ketika aku terbangun, aku memperhatikan sekelilingku dan melihat banyak mayat bergelimpangan. Aku tercengang ketika melihat cucuku sedang menyusu dari dada ibunya, dan disampingnya, anakku yang kusayangi terbaring tak bergerak dalam genangan darah."

Tentara Vietnam selama perang melawan rezim Khmer Merah

Pembantaian Ba Chuc juga menjadi alasan utama Vietnam melancarkan intervensi militer dan juga menjadi alasan kehancuran rezim Khmer Merah beberapa bulan kemudian, pada Januari 1979.

Vietnam tidak memiliki pilihan, kecuali melawan balik rezim pembantai Maois Kamboja untuk melindungi keselamatan negaranya.

Sekali lagi, saya berharap anda sebagai pembaca akan mengetahui lebih banyak tentang taktik "Satu Bunuh Tiga puluh," yang diperkenalkan oleh Pol Pot dan "komrad" Khmer Merah miliknya. Bagaimanapun, taktik ini seharusnya menjadi salah satu diantara taktik militer yang paling brutal di dalam sejarah.

No comments:

Post a Comment

Inovasi Permainan Kasino Satuslots: Apa yang Akan Datang di Masa Depan?

  Industri perjudian kasino   satuslots   terus bergerak maju dengan cepat, didorong oleh perkembangan teknologi dan permintaan konsumen   s...