Pesawat tempur dan helikopter punya peran yang sedikit berbeda. Efektivitas dan biaya yang dikeluarkan juga sudah pasti berbeda tergantung kebutuhannya, apalagi bila kita bandingkan dengan drone atau pesawat yang lebih besar.
Salah satu pesawat yang paling ikonik dalam peran dukungan udara, khususnya close air support adalah A-10. Pesawat ini diterjunkan 8.077 kali selama Gulf War dan dalam perang 1 tahunan ini, A-10A berhasil menghancurkan (yang terkonfirmasi oleh forward air controller) :
- 987 tank Irak, kebanyakan dengan rudal AGM-65 Maverick
- 2 helikopter, selama 50 tahun terakhir hanya ini satu-satunya kejadian dimana A-10 pernah menembak jatuh target yang sedang terbang
- 501 kendaraan pengangkut personel (APC)
- 249 pos tentara
- 64 peluncur rudal pertahanan udara
- 96 radar
- 281 fasilitas militer
- 72 bunker
- 10 pesawat di darat
- Setidaknya 3.000+ kendaraan tempur dan pendukung lainnya, sebagian besar dihujani peluru 30 mm.
- Dan beberapa kendaraan teman sendiri.
Tapi jumlah A-10 yang berhasil ditembak jatuh tidak sampai 10 unit. Sedikit berbeda dengan drone yang sering diberitakan lebih baik daripada pesawat tempur karena lebih murah.
Drone seperti ini tidak punya sistem proteksi sebaik A-10 yang benar-benar tahan banting terhadap berbagai serangan.
Peran close air support juga bisa dilakukan oleh helikopter. Salah satu helikopter yang cukup terkenal adalah Ka-50 dan Ka-52 milik Rusia.
Cukup banyak unit helikopter ini yang berhasil ditembak jatuh selama perang Rusia-Ukraina, tapi tentu medan tempurnya berbeda dengan Timur Tengah yang dihadapi A-10 sekitar 30 tahun lalu. Meski begitu peran helikotper seperti ini belum bisa digantikan oleh drone.
Salah satu kelebihan dari helikopter sudah pasti kemampuan untuk terbang lebih rendah dan dekat dengan infanteri. Selain itu helikopter juga punya durasi terbang yang lebih panjang sehingga bisa memberi dukungan yang lebih panjang dan dalam bagi pasukan darat.
Helikotper seperti ini pun juga punya proteksi terhadap serangan, sesuatu yang tidak dimiliki drone kecil hingga saat ini karena keterbatasan ruang dan ukuran.
Dalam memberi dukungan udara, ada juga pesawat seperti AC-130.
Sudah cukup jelas, ukurannya yang besar membuat pesawat ini benar-benar mengundang berbagai macam serangan balik dari musuh. Memang pesawat ini punya durasi terbang yang jauh lebih lama dan jarak tempuh yang lebih jauh berikut juga dengan amunisi yang lebih banyak.
Tapi selama operasionalnya, pesawat ini lebih sering diterbangkan malam hari.
Kamera thermal yang sering digambarkan oleh cukup banyak game memang realistis karena kebanyakan operasi yang melibatkan pesawat ini dilakukan malam hari di mana musuh punya pandangan terbatas. Setidaknya mengurangi resiko pesawat diserang oleh artileri pertahanan udara yang masih manual seperti ini,
Tentu bila musuh memiliki artileri pertahanan udara berpemandu radar atau dilengkapi optik yang mendukung → siang malam pun tidak ada bedanya.
No comments:
Post a Comment