Friday, December 16, 2022

KISAH TRAGIS TIAN MINGJIAN

 Insiden Tian Mingjian tahun 1994 selalu mengejutkan saya. Tian Mingjian adalah seorang perwira tentara China. Dia tampak baik-baik saja dalam kehidupan pribadinya - Mingjian mempunyai istri, anak perempuan, dan karier yang bagus. Kehidupannya sudah nyaman. Masalahnya adalah, sang perwira muda itu beserta istrinya ingin memperbesar keluarga kecil mereka. Namun hal ini tidak diizinkan (oleh pemerintah China) karena adanya kebijakan satu anak (one-child policy).

Jadi, ketika mereka mencoba untuk memiliki bayi lagi, pasangan muda tersebut berusaha keras untuk merahasiakan kehamilan sang istri. Usaha mereka akhirnya gagal ketika seorang rekan sesama petugas mengetahui rahasia mereka dan… mengadukan mereka ke pihak berwenang. Saat itu istri Tian sudah hamil selama tujuh bulan. Seorang “petugas kontrol kelahiran (KB)” di pangkalan militer memaksanya untuk melakukan aborsi bahkan saat kehamilannya sudah berada di tahap akhir. Sang istri meninggal selama melakukan prosedur aborsi, begitu pula janinnya yang sudah berbentuk. Merasa keluarganya dibantai oleh negara. Tian Mingjian … tersentak kalap. Dia berkendara ke pangkalan militer, langsung membunuh petugas yang telah mengkhianati istrinya, beserta tiga orang lainnya. Dia melukai sepuluh tentara lagi sebelum akhirnya meninggalkan pangkalan militer dan mulai menembaki petugas polisi dan bahkan warga sipil.

Tian Mingjian membunuh hingga 29 orang pada hari itu dan melukai sekitar 200 orang lainnya berdasarkan 'laporan resmi'. Amukannya tidak berakhir begitu saja sampai saat seorang polisi penembak jitu berhasil menghentikan petugas patah hati tersebut dengan tembakan peluru tepat di kepalanya. Saya tidak mendukung adanya pertumpahan darah… tetapi insiden tersebut tidak akan pernah terjadi jika sang istri dan anaknya tidak dibunuh oleh negara.


Tambahan:

Kebijakan satu anak China merupakan kebijakan keluarga berencana (KB) versi China. Kebijakan ini dikeluarkan oleh pemimpin tinggi China Deng Xiaoping pada tahun 1979 guna mengurangi populasi penduduk China. Kebijakan ini bertentangan dengan kebijakan Mao Zedong pada 1949 yang mendukung setiap kelahiran manusia. Hal itu juga berarti lebih banyak penduduk, akan lebih banyak tenaga kerja.

Sebanyak 76% penduduk diketahui mendukung kebijakan ini, yang mana berhasil mencegah 400 juta kelahiran dari 1979 hingga 2010. Namun keberhasilan itu berubah menjadi petaka, setelah kurva jumlah usia kerja mencapai puncaknya hingga 925 juta orang di tahun 2011, ditahun berikutnya jumlah tersebut mengalami penurunan lebih dini dari yang diperkirakan oleh pemerintah.

Pemerintah China akhirnya menghapus kebijakan satu anak, serta mengizinkan setiap keluarga untuk mempunyai dua anak sejak 28 Oktober 2015. Kebijakan tersebut diperbarui kembali pada tahun 2021, yang mengizinkan setiap keluarga untuk mempunyai hingga tiga orang anak.

No comments:

Post a Comment

Inovasi Permainan Kasino Satuslots: Apa yang Akan Datang di Masa Depan?

  Industri perjudian kasino   satuslots   terus bergerak maju dengan cepat, didorong oleh perkembangan teknologi dan permintaan konsumen   s...