Pada periode Archaic (800–500 SM) hingga Hellenistik (323–146 SM) banyak kota yang memiliki pengaruh terhadap perkembangan sejarah dan budaya Yunani, baik pengaruh dalam politik, militer, budaya maupun perdagangan.
atas : ilustrasi patung Colossus di Rhodos hasil rekaan ulang seniman gambar, patung ini sudah lama hancur karena bencana alam.
Pada periode Archaic (800–500 SM) hingga periode Classical (500–323 SM) di daratan Yunani, selain Athena dan Sparta ada juga kota lain yang memiliki pengaruh seperti Argos, Tegea, Thebes, Delphi, Olympia, Larissa, Megara dan Corinth.
Di luar daratan utama, di laut Aegean dan sekitarnya ada Knossos (pulau Crete secara umum), Aegina di kepulauan Saronic, Rhodos di pulau Rhodos, pada akhir periode classical ini, Makedonia (beribu kota di Pella) mengalami peningkatan pesat dalam pengaruhnya di Yunani.
Masing kota-kota yang saya sebutkan disini menjadi pusat kegiatan masyarakat pada masa itu. Sparta di Lakonia, Athena di Attica, Tegea di Arcadia, Argos di Argolis, Thebes di Boeotia, Larissa di Thessaly, Corinth di Corinthia dan Megara di Attica. Wilayah ini layaknya propinsi dari sudut pandang kita jaman sekarang (untuk memudahkan anda membayangkan saja, meskipun tidak demikian pada saat itu), seringkali kota-kota ini menjadi pusat kegiatan masyarakatnya karena mayoritas kaum aristokratnya tinggal disana. Sehingga secara tradisional ketika negara atau kota seperti Sparta, Athena, Argos ataupun Tegea membentuk pasukan itu tidak hanya dihimpun dari kota tunggal tadi, namun juga beberapa komunitas/ pemukiman/ desa kecil di wilayah sekitarnya.
Kota utama selama masa Archaic hingga Classical :
i. Argos.
Merupakan pesaing utama Sparta di bidang militer selama beberapa dekade. Pada tahun 494 Argos menderita kekalahan dari Sparta yang mengawali kemundurannya, pada 480 SM ketika Persia melakukan invasi, Argos tidak ambil bagian sehingga hubungan politiknya dikucilkan oleh negara Yunani lainnya. Pada 464 SM Argos bergabung dengan aliansi Athena dan Thessaly, namun pada 421 SM membentuk aliansi ketiga yang menantang pengaruh Sparta dan Athena. Kekalahan pada Pertempuran Mantinea di tahun 418 SM serta perampokan dan penjarahan di wilayahnya oleh orang-orang Epidaurius (kota di sebelah selatan Argos) membuat situasi Argos semakin terpuruk.
ii. Tegea.
Pesaing militer lain dari Sparta sebelum Argos, rivalitas mereka sudah ada sebelum abad ke-8 SM ketika raja Sparta saat itu, Charillus kalah dari Tegea dan menjadi tawanan. Sekitar tahun 560 SM akhirnya Tegea mampu ditaklukan Sparta, momen ini membuat Tegea dan banyak kota dan polis lainnya di Peloponesia bergabung ke dalam liga di bawah kepemimpinan Sparta. Setelah kekalahannya dari Sparta, Tegea memang masih mempertahankan kemerdakaan dalam mengatur kotanya, namun mengharuskan mereka menghimpun pasukan jika diminta Sparta dan bergabung dalam perang manapun yang dilakukan Sparta. Sebagai kekuatan militer kedua di Peloponesia setelah Sparta, tambahan kekuatan dari Tegea membuat Sparta menjadi kekuatan dominan di Peloponesia.
iii. Thebes.
Thebes yang merupakan kota terbesar di wilayah Boeotia, merupakan rival utama dari Athena. Boeotia digambar berupa wilayah di sekitar titik merah Thebes yang dibatasi garis hitam. Pada saat invasi Persia, karena rivalitasnya dengan Athena, Thebes memilih memihak Persia. Saya tidak tahu detail posisi politiknya setelah itu, karena Argos saja dikucilkan dari hubungan diplomatis sesama negara Yunani. Selama Perang Peloponesia antara Sparta melawan Athena, pada 457 SM, Sparta membantu Thebes agar bersaing kembail dengan Athena. Namun mendekati keruntuhan Athena karena Perang Peloponesia, pada 403 SM mereka malah membantu memulihkan Athena agar Athena bisa kembali bersaing dengan Sparta. Singkat cerita beberapa tahun setelahnya, Thebes menandai awal kemunduran Sparta dengan mengalahkan pasukan Sparta pada Pertempuran Leuctra. Kejayaan Thebes dengan unit elitnya yang disebut Sacred Band of Thebes berlangsung singkat, karena beberapa dekade setelahnya menjadi kebangkitan Makedonia dibawah kepemimpinan raja Phillip II.
iv. Delphi dan Olmpia.
Keduanya bukan merupakan sebuah kota seperti pengertian kita sekarang ini, Delphi merupakan area sakral yang menjadi pusat keagaaman orang-orang Yunani saat itu, jadi anda bayangkan saja seperti Vatikan, Yerusalem atau Mekah pada kebudayaan manusia modern ini. Sedangkan Olympia merupakan pusat keagamaan dan budaya, tidak dianggap sakral atau suci seperti Delphi. Olympia menjadi tempat dimana budaya dan agama berbaur sehingga rutin menjadi lokasi festival dan acara besar, salah satunya Olimpiade Kuno (saya kesusahan membayangkan lokasi yang mirip pada modern ini, mungkin mirip seperti kuil-kuil di Jepang pada perayaan tertentu).
v. Larissa.
Merupakan kota utama di wilayah Thessaly yang subur, karena kelebihan dalam agrikultur membuat posisinya strategis bagi negara Yunani lainnya. Selain itu pada masa kuno terkenal karena kudanya, sehingga para pasukan penunggang kudanya memiliki reputasi yang mentereng pada zaman kuno dimana negara lainnya sangat mengandalkan infantri.
vii. Megara dan Corinth.
Megara dan Corinth keduanya berada di sebuah daratan sempit seperti leher yang menghubungkan semenanjung Peloponesia dan daratan utama Yunani, daratan sempit ini dikenal sebagai Isthmus of Corinth
. Karena letak geografisnya, Megara memiliki dua pelabuhan, satu menghadap Teluk Corinth (laut sempit yang memisahkan Peloponesia dan daratan Yunani) sedangkan satu lagi menghadap luat Aegean, kota ini menjadi kaya karena aktivitas perdagangan melalui jalur laut. Disebutkan pula Megara erat kaitannya dengan kota Miletus, aliansi kedua kota ini membuahkan banyak pos dagang dan koloni-koloni orang Yunani di luar laut Aegean. Megara awalnya kota yang bergantung terhadap Corinth, kemudian pada sekitar abad ke-7 berjuang memerdekakan diri dari pengaruh Corinth. Megara ambil bagian dalam perang melawan invasi Persia, menjadi bagian dari gabungan pasukan Yunani pada Pertempuran Salamis dan Pertempuran Platea. Pada 460 SM Megara keluar dari Liga Peloponesia bentukan Sparta karena konflik batas wilayah dengan Corinth, peristiwa ini kemudian mengawali Perang Peloponesia antara Sparta dengan Athena.Corinth menjadi sangat penting karena lokasinya yang menjadi pintu pengaman antara Peloponesia dengan Yunani daratan. Corinth dihancurkan oleh pasukan Romawi pada 146 SM. Meskipun dibangun kembali menjadi kota koloni Romawi, pada 1858 kota Corinth hancur seluruhnya karena gempa berskala 6,5 richter, kemudian kota yang baru dibangun 3 km dari kota lama.
viii. Aegina.
Karena bangsa Yunani sebelum masa kuno banyak berkembang di wilayah laut Aegean, banyak kota-kota Yunani yang berkembang karena perdagangan laut, dan banyak dari kota-kota ini berada di luar daratan utama Yunani. Aegina dianggap sebagai yang pertama mencetak koin di Eropa (sekitar 700 SM). Karena lokasi dan perdagangan, Aegina merupakan salah satu rival Athena dalam bidang maritim, namun karena banyak persaingan perlahan Aegina mengalami kemunduran.
ix. Knossos.
Bisa disebut sebagai kota tertua di Eropa, di Knossos terdapat sebuah istana yang menjadi pusat kegiatan politik, pemerintahan dan perayaan pada masa peradaban Minoan. Peradaban Minoan diperkirakan dimulai sekitar tahun 3400 SM dan berakhir 1100 SM, bersamaan dengan Peradaban Mycenean, keduanya merupakan peradaban kuno di Yunani sebelum Yunani kuno. Pada masa Archaic hingga Hellenistik, sama seperti kota dagang dan pelabuhan lainnya di Yunani, Knossos dan pulau Crete pada umumnya menjadi makmur karena kegiatan perdagangan dan memiliki pengaruh besar karena kemakmurannya. Hanya Rhodos yang disebut berikutnya yang mengungguli Crete menjadi kota pelabuhan terbesar di luar daratan Yunani.
x. Rhodos.
Sangat terkenal pada masa kuno sebagai kota pelabuhan dan perdagangan, patung Colossus dari Rhodos yang menjadi sampul jawaban ini terletak di kota ini. Patung Colossus di Rhodos menjadi satu dari Tujuh Keajaiban Dunia pada masa Kuno. Perkembangan dan kemajuannya sangat ditopang oleh kemampuan membangun kapal dan navigasi, serta ditambah lokasinya yang strategis dalam peta perdagangan Mediterania. Bersama pulau Cyprus, keduanya menghubungkan Yunani dan Phoenicia, Yunani dan Phoenicia merupakan dua pusat perdagangan dan pelayaran. Dari Phoenicia juga dihasilkan komoditas dagang yang mahal dan sangat diminati saat itu : pewarna ungu.
Kota lainnya yang dihuni masyarakat berbudaya Yunani.
Perkembangan budaya Yunani sebelum periode Archaic (sebelum tahun 800 SM) yang beredar di sekitar laut Aegean (laut yang memisahkan Yunani dan Turki) membuat banyak kota di pesisir barat Turki dan pesisir laut Hitam Turki pada masa lampau dihuni orang-orang berbudaya Yunani atau mendapat pengaruh dari budaya Yunani, seperti Pergamon, Miletus, Sinope, Trapezos, Helicarnassus dan Amaseia.
atas : peta laut Mediterania, kotak-kotak merah merupakan kota dan koloni orang-orang dengan budaya Yunani, kotak kuning merupakan kota dan koloni orang-orang dengan budaya Phoenecia.
Selama masa perkembangan perdagangan di Mediterania, dimana orang-orang Yunani dan Fenisia berlomba-lomba mendirikan pos dagang (sekitar 800SM hingga 500SM). Yang mana pos dagang ini kemudian berkembang menjadi koloni dan kota yang bercorak budaya Yunani atau Fenisia, banyak kota yang meskipun minim pengaruhnya terhadap sejarah Yunani namun memiliki pengaruh besar terhadap wilayah di sekitarnya. Kota lainnya yang juga layak mendapat kehormatan disebutkan di sini seperti, Massalia di selatan Prancis, Olbia di pulau Sardinia, Syracuse di pulau Sicily (Italia), Taras (atau Tarantum) dan Neapolis di semenanjung Italia, Cyrene (atau Kyrene atau Kyrenika di Afrika), Epidamnos dan Apollonia di Albania, Kyrenia dan Salamis di Cyprus, serta Panticapaeum, Phanagoria, Phasis dan dua kembar Odessos di pesisir laut Hitam.
Ekskpansi Makedonia di Asia.
Pada masa Hellenistik (323 SM hingga 146 SM), sebagai akibat ekspansi Makedonia yang di pimpin Alexander III di Asia. Banyak kota-kota dengan corak budaya Yunani (Hellenik) bertambah hingga ke Asia, seperti Antioch di Levant, Alexander sendiri mendirikan sekitar 10 kota menggunakan namanya, beberapa diantaranya Alexandria di Mesir, Alexandria Arachosia di Afghanistan, Alexandria Eschate di Uzbekistan.
Wah banyak sekali ternyata, sepertinya harus saya buat artikel tersendiri kelak, dibuat kategori per wilayah : Yunani Daratan, Laut Aegean, Anatolia, Asia Tengah, Laut Hitam, dan Mediterania. Mungkin di artikel itu nantinya saya bisa bahas lebih detail mengenai posisi dan pengaruh tiap-tiap kota pada masa lampau (periode Archaic hingga Hellenistik).
No comments:
Post a Comment