Beberapa bulan yang lalu, dalam sebuah diskusi santai, seorang kawan menunjukan kepada saya sebuah lukisan yang kalau untuk saya pribadi sangatlah mengerikan. Bahkan rasanya, lukisan ini jauh lebih menyeramkan dari Pinturas Negras-nya Goya ataupun The Scream karya dari Edvard Munch.
Adalah The Garden of Earthly Delights, karya lukis seorang Hieronymus Bosch. Seniman yang dipercaya menjadi pembuka bagi generasi reinasans di Belanda.
Saya sih tidak mau membayangkan apa yang ada di kepala Bosch ketika ia sedang mengerjakan lukisannya yang ini. Dengan bentuk triptych yang berukuran raksasa, The Garden of Earthly Delights bukan hanya memperlihatkan satu, tapi berbagai macam jenis kengerian yang belum pernah terbayangkan.
Kita bisa menemukan hewan-hewan hybrid, mesin-mesin aneh atau juga adegan sinting serta suasana yang janggal. Lukisan ini sepertinya berhasil memancing penghayatan yang campur aduk. Sangat sulit bagi saya untuk menikmatinya sebagai sebuah kesatuan, karena telah lebih dulu 'diganggu' oleh berbagai detail yang ada.
Sudah banyak ahli yang coba mencari tahu arti atau makna dari lukisan ini. Dari yang saya baca, mayoritas cenderung setuju dengan kesimpulan bahwa panel lukisan yang pertama menggambarkan surga, yang tengah adalah kehidupan di Bumi dan yang terakhir merupakan situasi neraka. Yang mana ketiganya, sama-sama menyeramkan.
Sedangkan saya dan kawan saya lebih senang menerjemahkan lukisan ini sebagai ilustrasi dari riwayat panjang umat manusia. Lebih saklek memang. Nenek moyang kita memulainya dari surga dan keturunan kitalah yang harus berakhir di neraka. Bukan sebagai destinasi after-life, melainkan realitas di bumi ini.
Kami sepakat jika ketiga panel tersebut menggambarkan tempat yang sama, hanya berbeda interval waktunya saja. Mengerikan.
No comments:
Post a Comment